Berbagai jenis virus telah dilaporkan dapat
bertahan dalam bahan makanan dalam rentang waktu yang relatif lama dan dapat menyebabkan
penyakit pada manusia yang mengkonsumsinya. Virus yang berasal dari bahan makanan (food borne
viruses) umumnya berukuran 25-30 nanometer (nm) dan yang paling besar mencapai
75 nm. Sebagian besar virus yang ditularkan melalui makanan mengandung materi
genetika berupa RNA. Virus pada bahan makanan jika menyebabkan penyakit pada
manusia umumnya memerlukan waktu inkubasi yang cukup lama. Artinya, jarak waktu
konsumsi dan waktu timbulnya gejala penyakit cukup lama sehingga pelacakan
terhadap makanan penyebab penyakit ini cukup sulit ditelusuri.
Sebelum ditemukan proses pasteurisasi
(pemanasan pada suhu rendah untuk melenyapkan bakteri Coxiella burnetti) serta
penerapan sanitasi yang baik, manusia bisa terjangkit penyakit polio melalui
virus polio yang terdapat pada susu mentah. Susu mentah pertama kali dilaporkan
di Amerika Serikat (AS) sebagai pembawa virus polio pada tahun 1914. Namun sekarang, anak-anak sudah dapat diberi imunisasi polio sejak dini.
Salah satu virus yang berasal dari bahan makanan lainnya yang
juga berbahaya adalah virus hepatitis A. Virus yang umumnya berasal dari kotoran
manusia ini dapat mencemari air. Jika praktik higienis sanitasi tidak dilakukan
dengan baik, virus ini dapat mencemari makanan, khususnya yang tidak diolah
dengan pemanasan atau perlakuan proses pemasakan lainnya. Waktu inkubasi penyakit
hepatitis A adalah 15-50 hari dengan rata-rata 28 hari. Kerang adalah jenis
makanan yang paling sering dihubungkan dengan virus hepatitis A. Kerang dapat
mengandung virus ini karena: (1) perairan tempat tumbuhnya tercemar feses
manusia, (2) cara makannya dengan cara filter feeder (menyaring) menyebabkan
virus terkonsentrasi dalam kerang, (3) saluran pencernaannya selalu ikut
dimakan, (4) sering kali tidak dimasak dengan sempurna, dan (5) kerang dapat melindungi virus selama pemanasan.
Virus Norwalk-like beberapa tahun terakhir ini dilaporkan
sebagai penyebab utama keracunan pangan akibat virus di AS. Virus yang terdiri
atas beberapa stereotipe ini mengakibatkan gastroenteritis dengan ciri diare dan
muntah dengan waktu inkubasi 18-36 jam. Di negara AS dan Inggris, salad adalah
makanan yang paling sering dilaporkan sebagai penyebab keracunan pangan oleh virus Norwalk-like.
Beberapa virus bersifat zoonosis. Virus penyebab ensefalitis, misalnya, dapat disebabkan oleh konsumsi susu mentah yang diperah dari kambing, sapi, atau domba yang memperoleh virus tersebut dari gigitan serangga. Karena itu, penyakitnya disebut tick-borne encephalitis. Berbeda dengan mikroba lain, seperti bakteri, virus tidak dapat berkembang biak di dalam bahan makanan. Oleh karena itu, jumlah virus dalam makanan tidak akan bertambah, bahkan mungkin menurun jika rentang waktu antara saat pencemaran terjadi dan saat makanan tersebut dikonsumsi dalam jumlah cukup besar. Hal ini disebabkan bahan makanan bukanlah benda hidup yang dapat mendukung pertumbuhan virus.
Beberapa virus bersifat zoonosis. Virus penyebab ensefalitis, misalnya, dapat disebabkan oleh konsumsi susu mentah yang diperah dari kambing, sapi, atau domba yang memperoleh virus tersebut dari gigitan serangga. Karena itu, penyakitnya disebut tick-borne encephalitis. Berbeda dengan mikroba lain, seperti bakteri, virus tidak dapat berkembang biak di dalam bahan makanan. Oleh karena itu, jumlah virus dalam makanan tidak akan bertambah, bahkan mungkin menurun jika rentang waktu antara saat pencemaran terjadi dan saat makanan tersebut dikonsumsi dalam jumlah cukup besar. Hal ini disebabkan bahan makanan bukanlah benda hidup yang dapat mendukung pertumbuhan virus.
0 comments:
Post a Comment