Vitamin dapat
didefinisikan sebagai zat-zat organik yang kimiawinya tak berkaitan satu sama
lain, namun dikelompokkan bersama karena hanya terdapat secara alami dalam
sistem hidup; esensial pada makanan dalam jumlah sangat sedikit; dan diperlukan
untuk reaksi kimia tertentu. Berbeda dengan zat gizi lainnya, vitamin tidak
berfungsi sebagai molekul awal yang dapat menghasilkan senyawa lain, juga tidak
berperan sebagai sumber energi.
Vitamin A sangat baik untuk kesehatan mata kita. Sumber alami untuk vitamin A adalah sayuran hijau dan buah-buahan segar. Oleh karena itu, setiap hari kita harus mengkonsumsinya setiap hari. Vitamin A larut dalam minyak nabati yang berasal dari tanaman yang kita konsumsi setiap hari.
Vitamin C sangat baik untuk membentuk kolagen pada kulit kita, sehingga kulit dan wajah kita akan terlihat cerah dan berseri. Selain itu karena tubuh kita memiliki daya tahan tubuh yang baik karena mengkonsumsi vitamin C dalam jumlah yang cukup setiap hari, terutama buah jeruk sebagai sumber vitamin C alami.
Di tahun 1930 penemuan
besar terjadi dalam kimia vitamin pada saat beberapa vitamin diperoleh pertama
kali dalam bentuk murni dan struktur molekul organiknya ditentukan. Dalam
beberapa tahun, diidentifikasi molekul tiamin (vitamin B1), riboflavin (B2), dan
asam nikotinat. Beberapa tahun selanjutnya dipelajari bahwa beberapa vitamin tidak hanya esensial dalam makanan untuk
mencegah penyakit, tetapi vitamin juga merupakan bagian dari koenzim
Koenzim adalah suatu zat
yang harus ada bila enzim tertentu akan bekerja efektif sebagai katalis. Misalnya,
salah satu enzim ragi yang terlibat dalam fermentasi gula menjadi alkohol
membutuhkan koenzim yang mengandung molekul vitamin B1.
Berikut ini diagram skematik bagaimana koenzim yang
mengandung vitamin bekerja mengaktivasi
enzim:
Perlu dicatat bahwa
sejumlah kecil dari sebagian mineral juga berperan sebagai koenzim bagi
enzim-enzim tertentu, yaitu ion-ion logam Cu, Zn, Fe, Co, dan Mg. Ion-ion
tersebut diperlukan untuk menggabungkan
ion negatif pada suatu enzim dengan ion
negatif suatu zat ionik.
Tanpa ion logam positif
di atas, enzim tidak dapat mengkatalis reaksi-reaksi tertentu. Agar lebih
mudah, vitamin diklasifikasikan menurut kelarutannya dalam air, lemak, atau pelarut
lemak seperti eter atau kloroform. Kelarutan ini menentukan nasib vitamin dalam
tubuh.
Vitamin yang larut dalam
air lebih mudah hilang daripada vitamin yang larut dalam lemak.
Fungsi koenzim dari semua
vitamin yang larut dalam air diketahui dengan baik kecuali vitamin C.
Vitamin yang larut dalam
lemak, yakni vitamin A, D, E, dan K, tidak tampak sebagai bagian dari koenzim
tapi mempunyai banyak fungsi penting, misalnya vitamin D memiliki aktivitas
mirip hormon.
Hanya hewan tingkat
tinggi yang memerlukan vitamin yang larut dalam lemak dari sumber luar,
sedangkan tanaman dan mikroorganisme memiliki kemampuan untuk mensintesis
vitamin-vitamin tersebut.
Vitamin yang larut dalam
lemak bila dimakan dalam dosis tinggi dapat terakumulasi sampai tingkat
berbahaya dalam lemak tubuh. Misalnya orang yang mengkonsumsi vitamin D dalam
jumlah sangat besar dapat menderita deposit mirip tulang dalam ginjal dan
bahkan menderita retardasi mental. Sebaliknya, vitamin yang larut dalam air
biasanya diekskresikan dengan cepat dalam urine, sehingga mengkonsumsi dalam
jumlah besar biasanya tidak berbahaya.
Berikut ini adalah daftar vitamin
serta penyakit yang disebabkan oleh kekurangan vitamin:
Gejala-gejala Kekurangan Vitamin
Vitamin
|
Symptoms
|
thiamin
|
Beriberi: chiefly nervous
and cardiovascular systems effected; mental confusion, muscular weakness,
loss of ankle and knee jerks, painful calf muscles, enlarged heart.
Infatnile beriberi:
aphonia (soundless crying), eventual cardiac failure
|
riboflavin
|
Angular stomatitis
(fissures at the corners of the mouth), photophobia.
|
nicotinic acid
|
Pellagra: bilateral
dermatitis particularly in areas exposed to sunlight diarrhea, irritability,
mental confusion, eventually delirium or psychotic symptoms
|
folic acid
|
Gastrointestinal
disturbances, diarrhea.
|
vitamin B12
|
Pernicious anemia,
generally due to genetic lack of intrinsic factor. Dietary deficiency
occasionally seen in strict vegetarians.
|
ascorbic acid
|
Scurvy: red, swollen,
bleeding gums, poor wound healing, subcutaneous hemorrhage, swelling of joints.
|
Vitamin A
|
Night blindness
(nyctalopia).
|
0 comments:
Post a Comment